Majalah Asy Syariah Edisi Vol. IX/No.97/ 1435 H/2013 dan Lembar Sakinah
Khazanah Ilmu-ilmu Islam, Ilmiah di atas Sunnah
Judul Headline: Dicari Suami Ideal, Tujuh Kriteria Suami Ideal, Ibadah Yang Paling Utama, Pemimpin Rumah Tangga Yang Dirahmati
Penerbit: Oase Media
Ukuran: buku sedang 16 cm x 24 cm, tebal: 112 halaman, berat: 150 gr
Fisik: sampul: ivory, doff, soft cover, isi: hvs 70 gsm, 8 halaman colour
Harga: Rp 12.000
Rubrik Manhaji Majalah Asy Syariah Edisi 97 Vol IX 1435 H 2013: Suami Ideal Antara Kenyataan dan Harapan
Dengan segala hikmah dan kasih sayang-Nya, Allah menjadikan kehidupan rumah tangga sebagai kehidupan yang penuh hikmah, menyimpan segudang asa, dan menyisipkan banyak rahasia. Ada suka dan ada pula duka. Walau jeram-jeram kehidupan selalu ada di hadapan, namun bunga-bunga kasih sayang dan cintalah yang kerap menjadi auranya. Dari kehidupan rumah tangga ini lahirlah cikal bakal orang-orang besar yang mengantarkan umat menuju kejayaannya.
Itulah salah satu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta. Namun hanya kaum yang berpikirlah yang dapat mencerna dan memahaminya.
Baca selengkapnya Rubrik Suami Ideal antara kenyataan dan harapan di Majalah Asy Syariah Edisi 97.
Pengantar Redaksi Majalah Asy Syariah Edisi 97 Vol IX 1435 H 2013 dan Sakinah: Dicari Suami Ideal
Banyak suami yang merasa telah berperan besar dengan mencari nafkah, lalu merasa mendapat pembenaran untuk tidak mau tahu dengan urusan rumah. Mengurus anak, pekerjaan rumah tangga, hingga hal-hal yang lebih kecil dari itu, seperti “wajib” dibebankan pada istri semata.
Itulah salah satu “egoisme” suami yang banyak kita jumpai dalam kehidupan rumah tangga saat ini. Terlihat sepele, namun sejatinya cukup menggerogoti harmonisasi dalam keluarga. Apalagi bara egoisme itu terus disulut dengan sikap suami yang lebih senang menuruti kesenangan pribadi: menonton sepak bola, memancing, main game, internetan, nongkrong bersama teman-temannya, atau malah terlampau asyik dengan pekerjaan kantornya. Alih-alih bicara kepedulian, waktupun seperti tiada untuk keluarga. (Majalah Asy Syariah Edisi 97 Dicari Suami Ideal)
Patut disadari, suami dengan segala karakternya, jelas dominan memberi warna dalam rumah tangganya, karena ia adalah kepala rumah tangga. Pada dirinya kepemimpinan itu berada, pada dirinya keteladanan harus ditampakkan, dan di pundaknya tugas mencari nafkah itu dibebankan. Dengan sederet tanggung jawab yang besar itu, rumah tangga jelas membutuhkan karakter suami yang bisa memimpin, membimbing, tegas, cepat dan tepat dalam mengambil keputusan, bisa memberi teladan, tidak pantang menyerah, ulet dalam bekerja dan mencari nafkah, dan sebagainya. Sudahkah ini semua dimiliki seorang suami? (Majalah Asy Syariah Edisi 97 Dicari Suami Ideal)
Pada kenyataannya, kita justru menjumpai yang sebaliknya. Banyak suami yang tidak punya visi dalam berumah tangga, hingga terkesan nekat ketika memasuki gerbang pernikahan. Usaha/pekerjaan apa yang akan ditekuni, akan tinggal dimana setelah berumah tangga, seperti jauh dari rencana. Ada suami yang masih tinggal jadi satu dengan orang tua dalam keadaan belum punya pekerjaan, justru merasa nyaman-nyaman saja padahal segala kebutuhan rumah tangganya masih di-support orang tuanya. Galibnya, sebagai kepala rumah tangga ia dituntut untuk menafkahi keluarganya, tidak berlindung dibalik kata tawakkal untuk menutupi kemalasan dan keputusasaannya. (Majalah Asy Syariah Edisi 97 Dicari Suami Ideal)
Parahnya, dalam keadaan yang serba kekurangan ini banyak suami yang justru emosional. Menuruti emosi, ancaman cerai sedikit-sedikit ditebar. Seolah-olah cerai itu adalah perkara remeh yang tidak punya konsekwensi apapun. Seakan-akan dengan ancaman cerai dia bisa menjadi laki-laki sejati, superior, dan membuat wanita tak berdaya. Bahkan, ada yang menjadi ringan tangan demi menutupi “kegagalannya”. (Majalah Asy Syariah Edisi 97 Dicari Suami Ideal)
Ada pula yang sebaliknya. Suami dikaruniai rezeki yang luas, namun dia justru pelit memberi nafkah kepada keluarganya. Bahkan, dia menyalahgunakan kepercayaan istri untuk bermaksiat di luar rumah, berfoya-foya hingga selingkuh. Ada juga tipe suami yang tertutup, tidak mau terbuka kepada istrinya, dari soal pekerjaan atau penghasilannya, lebih-lebih uangnya ke mana saja dibelanjakan. (Majalah Asy Syariah Edisi 97 Dicari Suami Ideal)
Padahal istri butuh tipe suami yang terbuka, mau mendengarkan dan mengajaknya bermusyawarah, perhatian, tidak otoriter, dan tidak selalu merasa benar sendiri. Akan tetapi, alih-alih penuh pengertian, sabar, dan pemaaf, banyak suami yang justru tidak mau menganggap, bahkan tidak mau mengingat jasa istri sama sekali.
Itu baru soal karakter. Pertengkaran rumah tangga yang bisa berujung perceraian juga tidak jarang dipicu dari kebiasaan sepele. Seperti suami yang jorok, kurang memperhatikan penampilan, kerapian rambut atau pakaian, dan sebaginya. Sederet sifat atau kebiasaan jelek suami bisa jadi akan panjang dibeberkan di sini. Intinya, sebisa mungkin kita menghindari hal-hal yang bisa menyuntikan kebencian dalam rumah tangga. Menjadi ideal tidak berarti menjadi pribadi yang sempurna, tetapi tetap bisa diupayakan selama kita mau berusaha, insya Allah.
Dapatkan dengan mudah Majalah Asy Syariah Edisi 97 1435 H 2013 dan Lembar Sakinah di griyasunnah.com.