Inspiring Stories for Kids: Kisah-Kisah Teladan Kepahlawanan, Kesabaran, Kejujuran, Cinta

Judul Buku: Inspiring Stories for Kids:  Kisah-Kisah Teladan tentang Kepahlawanan, Kesabaran, Kejujuran, dan Cinta.
Penulis: Diena Ulfaty
Penerbit: Nano Publishing
Size: 19 x 23,5 cm,  uv, shrink
Tebal: 82 hal (disertai ILUSTRASI full color)
Harga: Rp. 32.000,-

Diskon : (SKB)

Adakah buku anak yang meng”kritisi” masalah pornografi sampai korupsi?. Jawabnya ada. Berbeda dari kebanyakan buku anak, buku Inspiring Stories for Kids. Kisah-Kisah Teladan tentang Kepahlawanan, Kesabaran, Kejujuran, dan Cinta, cukup bisa dibilang kritis meski dari 20 kisah yang terkumpul dalam buku tersebut, ada beberapa yang terkesan terlalu pendek. Meskipun begitu cerita tetap enak untuk dinikmati.  Tak hanya itu dengan balutan gaya bahasa yang sangat sederhana dan ringan, beberapa cerita yang nampak kritis pun bisa dipahami oleh anak usia 10 tahun. Simak saja beberapa penggalan cerita yang diambil dari salah satu kisah dalam buku Inspiring Stories for Kids yang berjudul Kisah Lelaki yang Dipingit.Setelah waktu berjalan cukup lama aku mengetahui kalau uskup yang kukenal itu bukanlah orang baik. Perilakunya sungguh menjijikkan. Dia memerintahkan orang-orang untuk bersedekah tetapi hasil sedekah yang terkumpul ia simpan untuk dirinya sendiri. Sungguh berbisa sekali mulut sang uskup sehingga dia berani menipu rakyat dengan kebohongan yang menyedihkan. Jadi, bukan salahku jika aku sangat membencinya.

Tak lama berselang, uskup itu tiba-tiba mati. Kematiannya merupakan misteri bagi semua orang. Acara penguburannya diramaikan oleh orang-orang yang mengelu-elukannya tanpa tahu kebusukannya selama ini. Mereka berduyun-duyun menghormati mayatnya dan menyesali kepergiannya. Tapi aku akan segera mengakhiri sandiwara ini supaya kejahatan sang uskup terungkap.

“Aku tahu rahasia yang disimpan oleh uskup ini semasa hidupnya,” kataku pada orang-orang itu. “Sesungguhnya orang ini adalah orang yang jelek. Dia memerintahkan kalian untuk bersedekah tetapi ternyata dia tidak memberikan sedekah kalian itu kepada orang miskin. Dia menyimpannya untuk kepentingannya sendiri.”

“Apa buktinya kau mengatakan itu?,” tanya mereka.

Akhirnya kejahatan si uskup benar-benar terbongkar, bahkan pada akhirnya orang-orang enggan menguburkan mayatnya. Mereka malah melempari mayat sang uskup dengan batu dan membiarkannya tergeletak di tanah. Sungguh pemandangan yang menyedihkan. Itulah salah satu gambaran tentang kejahatan orang yang sangat dipercaya di masyarakat tetapi menyalahgunakan kepercayaan itu untuk menipu orang. Sungguh merupakan fenomena yang sangat sering kita jumpai di tengah masyarakat ini. Pesan dari kisah ini, bahwa dalam mencari kebenaran kita harus mengetahui siapa-siapa yang berhak untuk dipercaya. Pesan ini sangat penting untuk membentengi anak-anak agar tidak mudah percaya kepada orang-orang bergelar ustadz atau pemuka agama, dan mengkritisi ajaran mereka sebelum mengikutinya. Siapa tahu mereka adalan pentolan teroris, koruptor, dll?

Mungkin anak-anak tidak paham apa itu korupsi, tapi setidaknya mereka tahu seperti apakah tindakan yang bisa menyebabkan orang melakukan korupsi. Mungkin mereka juga tidak tahu kalau korupsi bisa berawal dari “niatan baik” yaitu meminjam barang (uang) milik rakyat dalam periode tertentu untuk modal usaha, dan segera mengembalikannya jika usaha tersebut sukses. Nah jika usaha gagal otomatis orang tersebut tidak akan mampu mengembalikannya. Beberapa pengusaha atau pemimpin negara yang dituduh korupsi dan mendekam di penjara melakukan korupsi karena kasus seperti ini.

Dalam kisah yang berjudul Kalung Mutiara di Baitul Mal, mengisahkan seorang pemimpin yang bernama Ali yang memarahi putrinya ketika meminjam kalung mutiara di baitul mal. Sang putri merasa berhak memakainya karena dia adalah anak orang nomor satu di negerinya. Namun tingkah lakunya mendatangkan kemarahan sang ayah meski niatan awalnya meminjam, tetapi Ali tetap tidak setuju jika harta rakyat yang tersimpan di baitul mal digunakan macam-macam. Bahkan dia menghukum putrinya sendiri akibat kesalahannya itu. Berikut penggalannya.

Di sebuah negeri yang aman sentosa, ada sebuah baitul mal tempat menyimpan barang-barang berharga milik rakyat. Di antara barang-barang yang tersimpan di sana, ada seuntai kalung mutiara yang indah. Suatu hari, putri Ali bin Abi Thalib mendatangi penjaga baitul mal untuk meminjam kalung mutiara. Sang penjaga pun memberikannya dengan ringan tangan. Bagaimana pun ia tidak sanggup menolak permintaan putri sang pemimpin negerinya.

Sang Putri senang karena permintaannya diloloskan. Namun saat bertemu dengan ayahnya, sesuatu pun terjadi. “Darimana kau dapatkan kalung itu?,” tanya sang ayah ketika mendapati kalung mutiara di leher putrinya.

“Aku meminjamnya dari penjaga baitul mal dan akan mengembalikannya dalam waktu tiga hari. Aku ingin memakainya untuk berhias di hari Idul Adha.”

Seketika itu juga, Ali segera mengutus seseorang untuk memanggil penjaga baitul mal. Setelah sang penjaga berada di hadapannya, ia memarahinya. Bagaimana pun barang-barang yang ada di baitul mal adalah milik rakyat dan tidak boleh digunakan sembarangan oleh orang lain.

“Sesungguhnya yang meminjam kalung itu adalah putrimu,” kata sang penjaga, “dia hanya sekedar meminjam dan akan mengembalikannya dalam keadaan utuh.”

Bercermin dari kisah di atas, ternyata banyak juga orang yang kurang amanah terhadap harta rakyat, mungkin kita salah satunya. Dengan menggunakan istilah meminjam, orang-orang ini telah bertindak ceroboh terhadap harta rakyat kecil. Inilah pesan penting yang diperuntukkan para pejabat supaya berhati-hati dengan barang milik rakyat, karena sikap meremehkan seperti ini bisa mendatangkan benih-benih kejahatan (seperti korupsi misalnya). Masih banyak kisah seru lainnya yang tak kalah menarik. Bahkan ada juga kisah pezina yang sangat jujur yang minta dirajam karena takut dosanya tidak diampuni. Sebuah kisah langka di massa sekarang, ketika masyarakat dilanda krisis moral. Banyak wanita yang kehilangan nuraninya sehingga berani melakukan pembunuhan terhadap anak hasil perzinaan. Padahal dengan tobat yang benar, bisa menjadikan orang tersebut masuk surga.

Kisah yang berjudul Gubernur yang Miskin juga tak kalah menariknya. Kisah tersebut bercerita tentang seorang gubernur yang sangat miskin sampai-sampai hanya punya satu pakaian saja. Berbeda dari gubernur jaman sekarang yang berlomba-lomba mengejar kekayaan, tokoh utama dalam cerita tersebut menolak uang seribu dinar yang diberikan oleh pimpinan negerinya. Dia lebih memilih hidup miskin seperti rakyat biasa dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan gara-gara saking miskinnya, sang gubernur beberapa kali kelaparan karena tidak punya sesuatu pun untuk dimakan. Benar-benar cerita yang mengharukan.Ada sekitar 20 kisah inspiratif yang layak dijadikan teladan. Siapapun yang membacanya akan terinspirasi untuk meneladani sifat-sifat baik yang dimiliki oleh tokoh-tokoh hebat yang nama-namanya tercantum dalam sejarah. Apalagi ada 20 ilustrasi full color yang menambah cerita makin hidup dan seru aja. Bahkan buku yang rencananya terbit akhir Nopember ini menuai banyak pujian, mulai dari kalangan akademisi, anak-anak, sampai penulis buku.

“Saya kira tidak hanya anak-anak saja yang perlu membaca buku ini, bahkan ibu-ibu sangat dianjurkan untuk membacanya. Banyak sekali kisah inspiratif yang meneguhkan iman. Saya berinisiatif membacakan seluruh kisah ini kepada
anak-anak TPA setelah bukunya terbit nanti. Makanya momen terbitnya buku ini sangat saya tunggu-tunggu,” kata Ibu Siti Rahmah Umniyati, pakar parasitologi UGM yang menjadi dosen Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Umum Universitas Gajah Mada Jogjakarta.

“Saya mau belajar dari mbak Diena (penulis Inspiring Stories for KIds) tentang cara menulis kisah sehingga enak dibaca. Top banget deh,” ujar Dafindra Al Ghifari, bos kecil Astro.

”Buku seperti ini sangat jarang ada di toko buku. Padahal anak-anak sangat membutuhkannya. Saya kira, sang penulis perlu menerbitkan kisah-kisah seperti ini yang lebih tebal lagi. Benar-benar inspiratif,” kata Ir. M. Syakir, M.Si, pendiri Malaysian Institute of Technology

Pujian juga datang dari seorang penulis buku The Kufr of Magic and The Evil of Harry Potter – Abu Hamzah Yusuf Al-Atsary, seorang murid ahli hadits Yaman.

“Buku ini memang inspiratif. Sarat akan pendidikan akhlak. Sangat layak untuk dijadikan teladan. Hebatnya lagi, seluruh kisahnya bersumber dari hadits-hadits shohih. Gaya bahasannya sangat mudah dimengerti anak-anak. Membaca buku ini akan membuat mereka seolah-olah sedang menyaksikan sendiri kejadian-kejadian di masa lalu dan merasakan berbagai pengalaman hidup yang dilalui Rasulullah, para sahabatnya, dan tokoh-tokoh mengagumkan lainnya yang nama-namanya tercatat dalam sejarah, ” katanya.

Tinggalkan Balasan